
visitcentraljava.com, Semarang. Obang Abing, Simbol Kearifan Lokal Petani: Festival Unik Kandri Siap Digelar September 2025
Desa Wisata Kandri kembali menggelar Festival Obang Abing pada 24 September 2025. Acara budaya ini menghadirkan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun oleh para petani sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan
Obang Abing atau yang lebih dikenal dengan memedi sawah, sejak dahulu digunakan oleh petani untuk mengusir hama, khususnya pada tanaman padi. Tujuan utamanya bukan untuk membunuh, melainkan menakut-nakuti agar hama tidak kembali merusak tanaman. Praktik sederhana ini mencerminkan cara hidup masyarakat agraris yang menjunjung tinggi keseimbangan dengan alam.
Lebih dari sekadar replika petani di sawah, Obang Abing menyimpan filosofi mendalam. Ia menjadi simbol komunikasi antara manusia dengan alam, sebuah gambaran harmoni yang dibangun untuk menjaga keberlangsungan hidup. Bagi masyarakat Kandri, tradisi ini adalah refleksi tentang bagaimana manusia mampu mengelola bumi dengan bijak tanpa merusak ekosistemnya.
Festival tahun ini diisi dengan berbagai rangkaian kegiatan menarik. Warga desa bersama para pengunjung bergotong-royong membuat beragam bentuk Obang Abing, mulai dari yang sederhana hingga penuh kreativitas. Hasil karya tersebut kemudian dipamerkan di area persawahan, menciptakan suasana unik yang memadukan budaya agraris dengan nuansa seni.
Selain menjadi tontonan, Festival Obang Abing juga sarat edukasi. Generasi muda diajak untuk memahami filosofi di balik tradisi ini, sekaligus menanamkan kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya serta menjaga lingkungan. Masyarakat percaya, nilai gotong-royong dan kebijaksanaan lokal yang terkandung di dalamnya layak diwariskan lintas generasi.
Dengan pelaksanaan Festival Obang Abing 2025, Desa Wisata Kandri menegaskan dirinya sebagai pusat budaya yang hidup dan terus beradaptasi. Lebih dari sekadar hiburan, festival ini menjadi ajang untuk merayakan warisan leluhur, memperkuat identitas lokal, dan mengajak semua orang menjaga harmoni antara manusia dan alam.