visitcentraljava.com, Sukoharja Potensi Adat Di bawah langit malam yang bertabur bintang, di Makam Ki Ageng Balak di Kabupaten Sukoharjo, terselip sebuah tradisi kuno yang penuh dengan mistisisme dan kekhidmatan, yakni ritual Pulung Langse. Setiap tahunnya, di malam yang telah ditentukan oleh sesepuh desa, penduduk setempat berkumpul di makam yang keramat ini, membawa persembahan berupa bunga, makanan, dan dupa. Di tengah heningnya malam, suara gamelan mulai mengalun pelan, mengiringi langkah-langkah para peziarah yang perlahan memasuki area makam.
Suasana semakin magis saat para sesepuh desa memulai rangkaian doa dan mantra, memanggil roh leluhur untuk hadir dan memberi berkah. Mereka duduk melingkar, menghadap arah makam, dengan mata tertutup dan tangan menengadah ke langit. Asap dupa membubung tinggi, menari-nari di udara seiring dengan hembusan angin malam yang lembut. Di tengah gemericik air sungai yang mengalir tenang di dekat makam, nyanyian alam berpadu dengan alunan gamelan, menciptakan harmoni yang mempesona.
Cahaya lilin yang berkelap-kelip di antara kabut tipis menambah kesan mistis yang menyelubungi tempat suci ini. Para peserta ritual, dengan hati yang tulus dan niat yang suci, merasakan kehadiran yang tak terlihat namun begitu nyata. Mereka percaya bahwa Pulung Langse, yang merupakan manifestasi dari kekuatan gaib dan berkah leluhur, akan datang dan menyingkap tirai misteri antara dunia nyata dan alam gaib.
Di tengah-tengah ritual, saat mantra dan doa mencapai puncaknya, beberapa peserta merasa seolah-olah mereka terhubung langsung dengan roh leluhur, merasakan kehangatan dan kedamaian yang luar biasa. Cahaya lilin semakin terang, seakan menembus kegelapan malam dan menyinari hati setiap orang yang hadir. Di saat-saat seperti inilah, batas antara dunia manusia dan dunia roh seakan memudar, memberi ruang bagi para peziarah untuk merasakan kekuatan spiritual yang begitu kuat.
Ketika ritual mencapai akhirnya, para sesepuh menutup dengan doa syukur, memohon agar berkah dan perlindungan selalu menyertai mereka yang hidup. Perlahan-lahan, alunan gamelan mereda, dan para peziarah kembali ke rumah masing-masing dengan hati yang tenang dan pikiran yang jernih. Malam itu, di Makam Ki Ageng Balak, ritual Pulung Langse sekali lagi mengingatkan semua orang akan kekuatan tradisi dan spiritualitas yang menyatukan mereka dengan leluhur dan alam semesta.