[vd-breadcrumbs]

Warisan Abadi Barongan Demak: Keberlanjutan dan Kreativitas dalam Menjaga Identitas Budaya

visitcentraljava.com Barongan, sebagai bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Demak, telah menjadi warisan berharga yang tetap terjaga hingga saat ini. Keberlanjutan tradisi ini tidak hanya sekadar pelestarian, melainkan sebuah perjalanan sejarah yang dimulai sejak zaman Kerajaan Demak, telah melintasi 500 tahun. Kesenian barongan bukan hanya seni pertunjukan semata, melainkan sebuah pewarisan budaya yang kini menjadi kebanggaan masyarakat.

Perlu diapresiasi bahwa kesenian barongan ini tidak hanya bertahan, tetapi berkembang pesat di kalangan anak muda Demak, khususnya di Kecamatan Bonang. Sanggar kesenian seperti Kademangan, Kusumo Joyo, dan Putro Turonggo Samudro menjadi pelopor dalam memelihara dan menghidupkan tradisi ini. Dengan berhasilnya mereka menghimpun 300 pemuda, terbukti bahwa minat dan antusiasme generasi muda terhadap budaya barongan semakin tinggi.

Keberhasilan sanggar-sanggar tersebut juga tercermin dalam prestasinya di tingkat nasional. Sanggar Kademangan, sebagai duta Jawa Tengah di Malaysia dan Singapura, serta keikutsertaan dalam pentas nasional seperti BIAPF menunjukkan bahwa kesenian barongan Demak tidak hanya mendunia, tetapi juga membawa citra positif bagi Kabupaten Demak.

Tidak hanya dari segi prestasi, ciri khas kesenian barongan Demak juga memberikan keunikan tersendiri. Cerita yang dipertunjukkan, berkisah tentang perjuangan kaum ulama membuka hutan Glagah Wangi, menjadi bentuk respek terhadap sejarah dan nilai-nilai luhur. Lebih lagi, pakaian yang digunakan oleh para pemain barongan, dengan unsur batik khas pesisiran seperti ulam segaran, semangka tegalan, dan tiga rangsak, memberikan sentuhan artistik yang membedakan mereka dari barong-barong lainnya.

Semua ini menandakan bahwa keberlanjutan kesenian barongan Demak bukan hanya pelestarian budaya, tetapi juga pencapaian yang patut diberi apresiasi. Dengan semangat dan dedikasi para pemuda serta keunikan tradisi ini, mari kita bersama-sama memelihara dan menghargai warisan budaya yang telah mengakar kuat selama setengah abad lebih ini.

Tri Andi Mulyandono

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *